Monday, December 21, 2009

Intuisi....?

Suatu pagi ketika aku masih di kelas 6 SD, aku merasa sakit. Jadi untuk pertama kalinya aku berada di rumah sendirian. Ayah dan Ibuku harus pergi kerja, dan adik-adiku sekolah, sehingga aku sendirian di rumah.

Aku ingat ketika dirumah dan terdiam setelah saudara-saudaraku dan ibuku menutup pintu depan dan berharap aku baik-baik saja. Dalam pikiranku, "akhirnya Aku bebas", tapi aku takut. Dalam benakku mengatakan, "Kau tidak aman!" Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa aku hanya takut karena itu adalah pertama kalinya aku sendirian di rumah.

Kemudian bayangan dari seorang perampok mencoba masuk ke dalam rumah muncul dalam pikiranku. Aku membayangkan seorang pria mencoba masuk ke dalam rumah melalui jendela dan pintu. Aku segera bergegas turun dari sofa dan memastikan jendela untuk melihat apakah memang terkunci. Ternyata ada satu jendela yang tidak trekunci. Aku mengunci jendela itu dan bergegas ke pintu depan dan ternyata juga tidak terkunci. Aku mengunci pintu depan dan duduk di sofa ruang tamu.

Aku yakin setelah memeriksa jendela dan pintu sudah terkunci akan memberi ketenangan. Tapi Tidak. Aku masih merasa sangat tidak aman dengan lingkunganku. Suara batinku berkata, "Berhati-hatilah kamu dalam bahaya".

Aku menutupi kepalaku dengan selimut untuk menghalangi perasaan bahwa aku tidak aman. Ketika aku mendengar sebuah mobil berhenti di depan rumahku. "Siapa yang seharusnya berada disana?" Pikirku. Lalu aku mendengar pintu terbuka dan tertutup, langkah kaki dan kenop pintu. Aku beku dalam ketakutan.

Diam-diam, aku berharap orang itu akan kembali ke mobil. Sebaliknya, aku mendengar langkah kaki mundur dan kemudian suara ketukan di jendela samping yang baru saja terkunci.

Aku lega mendengar orang itu kembali ke mobil dan kemudian mesin dihidupkan. Seperti kerikil berderak di bawah mobil berat seperti menarik mundur keluar dari jalan masuk aku mendapat keberanian untuk memeriksa siapa yang baru saja di depan pintu.

Ternyata ada beberapa pria yang keluar dari halaman depan dan aku hanya berpikir siapa mereka? Apakah mereka baik. Tapi aku benar-benar merasa ketakutan. Suara hati mengatakan-"Jangan bukakan pintu untuk mereka!" Aku hanya berdiri di sana dan melihat mereka pergi.

Aku pikir ada sesuatu yang salah denganku, sampai suatu ketika ada media yang menyatakan bahwa maraknya perampok yang mengincar rumah kosong.

Hari itu ketika hari pertama aku di rumah sendirian, akan selalu tetap ada dalam ingatanku, aku memilih intuisi untuk membimbingku dalam melakukan suatu tindakan. Hal ini menantang semua logika dan pikiranku, tapi itu benar. Sejak hari itu, aku telah membiarkan diriku untuk mempercayai intuisi dalam bisnis, cinta dan caraku untuk hidup.

Aku percaya intuisi adalah karunia Allah kepada kita dan itu dimaksudkan untuk menjadi arah dan pelindung saat berjalan di dunia ini. Jadi, ketika firasat itu datang, aku akan mendengarkan, dan aku harap Anda juga demikian.






4 comments:

Endi T said...

Iyo aku mudeng Lhee...cilik'anmu pancen wedhinan to? opo ora kelingan kowe diparani laili karo fajar wae seng nemoni ibumu, diparani wong wedok 2 ayu-ayu kok emoh kie pie...

Saranku kowe kie perlu neng psikiater dipriksakne normal opo ora? Ditawari wedokan ayu yo nolak, njalukmu kie sing pie...kene omong wae...

Ismu Surya said...

Wah wah komentarmu kok menyudutkanku bro, ngertio ngono ora tak kandani mau. lah kuwi rak mbiyen kae, saiki aq wes wani lah, ora perlu priksa neng psikiater. Yen ora percoyo iki chek wae hahaha tapi seng ngecek kudune wong wedok hahahaa, bro insya allah dino jumat aq arep balik kudus, kumpul2x neng tanggul rejo yuk bakar iwak patin. gelem ra?

Endi T said...

Yo...Entuk salam soko Eva. akomodasi arep mbok tangung yo hehehe...titip sekalian bakpia keju karo yangko aneka rasa. Wjib dibawakan karena yang meminta ponakanmu...seng ngati-ati yo nek muleh, selamet bagas lan waras awake...amin.

Ismu Surya said...

Kowe pancen kancaku seng apik end...you are the man...

Post a Comment